Proyek Pengaspalan di Situbondo Diduga Tak Sesuai Standar, Warga Protes hingga Dapat Ancaman Dari Petugas

redaksi
Warga bersitegang dengan petugas PPK dilapangan

SITUBONDO, PanturaPos.id – Proyek pengaspalan hotmix di Jalan Sucipto, tepatnya di area utara Alun-Alun Kabupaten Situbondo, menuai perhatian serius dari warga setempat. Proyek yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 senilai hampir Rp 1 miliar ini diduga memiliki masalah pada ketebalan aspal yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Salah satu warga, Hepy, bahkan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari petugas di lapangan ketika mencoba mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek tersebut.

Menurut Hepy, ia bersama sejumlah warga mulai merasa curiga setelah melihat kondisi lapisan aspal yang tampak lebih tipis dari standar yang seharusnya lapisan aspal Concrete Base Course (AC-BC) yang merupakan dasar dari hotmix harusnya gembur 7,2 cm setelah dipadatkan dengan kendaraan roller 6 cm dan itupun ada kemiringan 2%.”Ujar hepy.

“Sepengetahuan saya harusnya diawali dengan lapisan AC-BC setebal 6 cm kemudian harus dilapisi lagi dengan Aspal Concrete Wear Course (AC-WC) setebal 4 cm, sehingga total ketebalan akhir mencapai 10 cm sesuai dengan spesifikasi RAB,” ucap Hepy. Selasa (6/11).

Namun, ketika Hepy dan warga lainnya memeriksa pekerjaan di lapangan, mereka menemukan bahwa seluruh lapisan tampaknya hanya menggunakan AC-WC, yang menurut warga tidak memiliki ketahanan sekuat AC-BC.

Oknum PNS ngajak duel warga

“Kalau ketebalannya tidak sesuai dengan standar yang sudah diatur, otomatis jalan ini tidak akan tahan lama. Ini dana masyarakat, dari APBD, harusnya dikerjakan dengan benar agar awet dan bermanfaat,” ujar Hepy dengan nada kecewa.

Tidak hanya itu, Hepy juga menjelaskan bahwa ia sempat mencoba mengonfirmasi ketidaksesuaian ini dengan petugas proyek, yakni Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan penanggung jawab di lapangan dari Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Pemukiman (DPUPP) Kabupaten Situbondo. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang memuaskan, Hepy malah mengaku mendapatkan respons yang kasar dari petugas.

Baca juga
Perhutani Bondowoso Gandeng Investor Kembangkan Wisata DECADE dan Budidaya Durian Alpukat

Dalam keterangannya, Hepy menyatakan bahwa petugas tersebut menanggapi pertanyaannya dengan nada emosional dan bahkan mengeluarkan ancaman yang dianggapnya tidak pantas. “Anehnya, saat saya bertanya, salah satu oknum PNS justru bersikap arogan, malah sampai mengajak saya duel dan membuka baju di lokasi. Sebagai masyarakat, saya hanya ingin kejelasan, kenapa malah dapat perlakuan seperti itu,” kata Hepy.

Kejadian ini membuat masyarakat mempertanyakan transparansi serta kualitas pengerjaan proyek yang dilakukan oleh CV Sinar Global Situbondo sebagai kontraktor pelaksana. Proyek yang menghabiskan anggaran fantastis ini kini mendapat sorotan karena dinilai tidak hanya mengabaikan kualitas, tetapi juga kurangnya profesionalisme dari petugas yang terlibat dalam pengerjaan.

Hepy bersama sejumlah warga lain berharap pihak berwenang dapat segera mengambil langkah untuk meninjau kembali kualitas pengerjaan proyek pengaspalan ini. Mereka meminta agar ketebalan aspal diperiksa sesuai dengan standar RAB dan agar ada evaluasi atas sikap petugas di lapangan.

“Kami hanya ingin jalan ini dikerjakan dengan baik, agar tidak cepat rusak dan bisa dinikmati dalam jangka waktu lama. Dana yang digunakan ini milik rakyat, jadi sudah seharusnya pihak kontraktor dan pengawas menjalankan tugas dengan benar,” tambah Hepy.

Insiden ini juga menjadi peringatan bagi pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kualitas proyek infrastruktur yang dibiayai oleh APBD, serta menekankan pentingnya transparansi dalam pengerjaan proyek publik. Masyarakat berharap pemerintah dapat merespons dengan segera dan memberikan solusi, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

error: Content is protected !!