Berita  

Langkah Strategis di China, Ambisi Pengusaha Indonesia Menjadi Raja Lobster Dunia

redaksi

Shenzhen, China – Sebuah perjalanan bisnis yang berawal dari mimpi besar telah membawa langkah baru bagi sektor perikanan Indonesia. Untuk pertama kalinya, seorang pengusaha dari BALAD Grup menjejakkan kaki di China demi mengembangkan potensi lobster Indonesia. Lawatan ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga sebuah cerita tentang mimpi, kerja keras, dan pengakuan global terhadap potensi perikanan Indonesia.

Dalam kunjungan ini, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy Owner  BALAD Grup diundang oleh dua perusahaan besar di China: sebuah BUMN perikanan China dan perusahaan swasta nasional China. Undangan ini membuka peluang kerjasama strategis, khususnya di bidang hatchery (pemijahan lobster), perawatan lobster, hingga pembelian dalam jumlah besar.

“BUMN China ini telah menandatangani MOU untuk membeli 200.000 ton lobster dari Indonesia pada tahun 2025. Nilainya sekitar Rp 500.000 per kilogram! Silakan hitung sendiri totalnya,” ujar Khalilur penuh semangat.

Kerjasama ini mencakup:
1. Pengembangan Hatchery Lobster di Situbondo, Jawa Timur, untuk mendukung pemijahan bibit berkualitas.
2. Perawatan Lobster Intensif, termasuk pemberian pakan khusus yang memungkinkan lobster mencapai berat hingga 1,5 kg dalam waktu tujuh bulan.
3. Pembelian Lobster Massal yang diproyeksikan menjadi salah satu kontrak ekspor terbesar dalam sejarah sektor perikanan Indonesia.

Tidak berhenti di lobster, kerjasama ini juga menjangkau budidaya ikan kerapu, teripang, dan anggur laut.

Pengusaha BALAD Grup mengungkapkan rasa bangga saat mendapati BUMN China sangat menghormati visi besar mereka. Dengan fasilitas hotel mewah, jamuan makan, hingga tur budaya, mitra China menunjukkan penghargaan tinggi terhadap kemitraan ini.

“BUMN ini sudah terbiasa bermain di angka ribuan triliun. Mereka melihat BALAD Grup sebagai mitra strategis dengan ambisi besar yang nyata,” ujarnya.

Baca juga
Pasca Banjir Bandang, Koramil 0823-06/Kendit Bersama Warga Tanam Mangga dan Alpukat

BALAD Grup bercita-cita membudidayakan 500 juta ekor lobster di gugusan Teluk Kangean, Madura, selama 10 tahun ke depan. Mimpi ini bahkan telah membuat BUMN China menyebut mereka sebagai pelopor ambisi perikanan global.

China adalah pembeli lobster terbesar dunia, sedangkan Vietnam adalah eksportir terbesar. Namun, sebagian besar bibit lobster Vietnam diselundupkan dari Indonesia. Kini, langkah besar ini diharapkan bisa membalikkan keadaan.

“Dengan kerjasama ini, pintu untuk menjadikan Indonesia sebagai jawara ekspor lobster dunia telah terbuka. Ini adalah momentum besar untuk mengalahkan Vietnam di pasar global,” ujarnya.

Tak hanya soal bisnis, perjalanan ini juga membawa nuansa emosional bagi perwakilan BALAD Grup. Sebagai keturunan Sultan Demak yang memiliki hubungan historis dengan Dinasti Ming, ia diundang mengunjungi bekas Kerajaan Dinasti Ming di Shenzhen.

“Mereka membawa saya melihat warisan leluhur, Ibunda Raden Fatah, yang merupakan puteri Raja Dinasti Ming. Ini adalah momen yang sangat mengharukan,” ungkapnya.

Langkah pertama di China telah memberikan gambaran tentang masa depan cerah perikanan Indonesia. Dengan kontrak besar yang menunggu di ujung jalan, BALAD Grup optimis membawa Indonesia ke puncak pasar lobster dunia.

“Ini adalah awal dari perjalanan besar. Kami tidak hanya bermimpi, tetapi menjadikan mimpi ini nyata. Allah telah membukakan jalan bagi Indonesia untuk menjadi raja lobster dunia,” tutupnya penuh syukur.