BONDOWOSO, PanturaPost.id – Kegiatan penyadapan pohon pinus yang menghasilkan getah sebagai bahan baku Gondorukem dan Terpentin menjadi andalan kedua Perum Perhutani setelah produksi kayu. Untuk memastikan kegiatan ini berjalan optimal, Imam Suyuti, Kepala Departemen Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Perhutani, melakukan kunjungan kerja ke wilayah KPH Bondowoso. Kunjungan ini bertujuan memantau langsung operasional penyadapan dan memberikan pembinaan kepada para penyadap. Jumat (13/09).
Kegiatan yang berlangsung di petak 50H, RPH Wringintapung BKPH Bondowoso, disambut dengan antusias oleh jajaran manajemen dan para pekerja. Misbakhul Munir, Administratur KPH Bondowoso, dalam diskusi mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi, seperti lokasi sadapan yang jauh dari pemukiman dan masalah regenerasi tenaga kerja. “Sebagian besar penyadap sudah berusia lanjut, sementara anak-anak mereka lebih memilih bekerja di kota atau luar pulau,” ujarnya.
Meskipun demikian, Munir menambahkan bahwa sarana dan prasarana sudah memadai, termasuk jaminan keselamatan kerja dengan asuransi yang telah diberikan kepada seluruh penyadap. Imam Suyuti menanggapi dengan memberikan motivasi agar para petugas lapangan tetap semangat dalam menghadapi tantangan ini. “Jangan anggap remeh pekerjaan penyadapan. Banyak anak dari penyadap yang berhasil meraih gelar sarjana, bahkan ada yang mampu menunaikan ibadah haji,” ungkapnya.
Deni Salah satu penyadap mewakili rekan-rekannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Perhutani atas kesempatan kerja yang diberikan. “Kami tetap semangat melakukan penyadapan, namun kami berharap ada kenaikan harga getah pinus agar kesejahteraan kami lebih meningkat,” ujarnya penuh harap.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat KPH Bondowoso, termasuk Anton Sujarwa, Wakil ADM KSKPH Bondowoso Selatan, Mat Sudik, Kasi Madya Produksi dan Ekowisata, serta perwakilan dari KRPH.