SITUBONDO – Alih-alih merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Banjarmasin, sekelompok wartawan di Situbondo justru memilih turun langsung ke lokasi bencana banjir bandang di Kecamatan Kendit. Aksi kemanusiaan ini sekaligus menjadi momen peringatan ulang tahun ke-8 media online yang menaungi mereka.
Keputusan untuk membatalkan perjalanan ke perayaan HPN bukanlah hal mudah. Namun, bagi para jurnalis yang tergabung dalam PT Bernas Network, panggilan moral lebih kuat dari seremoni. Dana yang semula dialokasikan untuk perjalanan ke Banjarmasin akhirnya disalurkan untuk membantu korban banjir.
Banjir bandang yang melanda Situbondo membuat ratusan warga terdampak, dengan banyak rumah terendam lumpur dan air bah. Di tengah kondisi darurat ini, dapur umum yang didirikan pemerintah masih kekurangan suplai makanan dan air bersih.
Menyadari situasi itu, para wartawan segera menggalang bantuan dari sesama rekan media. Mereka membawa puluhan karton air mineral dan makanan siap saji untuk didistribusikan ke dapur umum dan warga terdampak. Dalam penyaluran bantuan, mereka berkoordinasi dengan TNI Koramil 0823/06 Kendit dan Polsek Kendit guna memastikan distribusi berjalan lancar.
“Kami mendapat laporan bahwa air minum dan nasi bungkus masih sangat kurang di dapur umum. Maka, kami langsung bergerak cepat untuk membantu,” ujar Joehari, Ketua Tim Biro Situbondo, didampingi rekannya, Heru Hartanto.
Bagi mereka, peran pers bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai elemen sosial yang hadir di tengah masyarakat saat dibutuhkan. Aksi kemanusiaan ini diharapkan dapat menggugah lebih banyak pihak untuk ikut membantu meringankan penderitaan korban banjir.
“Jangan lihat dari seberapa besar bantuan yang kami bawa, tetapi lihat niat dan kepedulian yang kami tunjukkan. Kami berharap langkah kecil ini bisa menggerakkan lebih banyak orang untuk ikut membantu,” tambah Heru.
Banjir bandang di Kecamatan Kendit bukan sekadar bencana alam, tetapi juga ujian solidaritas. Dengan sinergi antara media, pemerintah, aparat, dan masyarakat, diharapkan pemulihan pasca-bencana bisa berjalan lebih cepat. Melalui aksi nyata ini, para wartawan membuktikan bahwa jurnalisme bukan hanya tentang menulis berita, tetapi juga tentang merasakan dan membantu penderitaan masyarakat yang mereka liput.