SITUBONDO – Ancaman kecelakaan laut mengintai! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur, khususnya di Situbondo. Menyikapi hal ini, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan mengimbau masyarakat—terutama nelayan—untuk menunda aktivitas melaut hingga kondisi cuaca kembali membaik.
Peringatan ini berlaku mulai 30 Januari hingga 2 Februari 2025, di mana perairan Situbondo diperkirakan mengalami cuaca ekstrem. Kepala KSOP Panarukan, Herland Aprilyanto, menegaskan bahwa berdasarkan data INA-WIS di Marine Command Center (MCC), kecepatan angin saat ini mencapai lebih dari 15 knot, yang berpotensi memicu gelombang tinggi dan membahayakan pelayaran.
“Jika cuaca buruk, jangan paksakan melaut. Lebih baik menunda sementara daripada menghadapi risiko kecelakaan laut,” tegas Herland, Kamis (30/1/2025).
Menurutnya, angin kencang dengan kecepatan antara 16 hingga 34 knot serta gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Madura bagian timur, termasuk perairan Situbondo. Oleh karena itu, KSOP Panarukan mengambil langkah tegas dengan menunda keberangkatan kapal berukuran 35 GT ke bawah dan draft kurang dari 3 meter demi keselamatan pelayaran.

Bagi kapal dengan draft di atas 3 meter, seperti kapal tanker, pelayaran masih dikategorikan aman. Namun, nakhoda dan operator kapal tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.
Herland juga mengingatkan pentingnya keselamatan berlayar dengan selalu memeriksa kondisi kapal, membawa alat keselamatan, serta memastikan kesehatan awak kapal dalam kondisi prima.
Cuaca ekstrem bisa menjadi ancaman nyata di laut. Menunda melaut beberapa hari jauh lebih baik daripada mempertaruhkan nyawa.