Situbondo, 15 Agustus 2025 – Penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi kuota haji dinilai sebagai pintu masuk untuk membongkar praktik-praktik kotor lain dalam penyelenggaraan ibadah haji. Aktivis Nahdlatul Ulama (NU), HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, menyebut penyidikan ini tidak boleh berhenti hanya pada kasus jual-beli kursi haji.
“Kuota hanyalah permukaan. Di baliknya ada permainan katering, pondokan, hingga kambing dam,” tegas Khalilur dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (15/8/2025).
Simbol “Lima Binatang Koruptor”
Untuk menggugah kesadaran publik, Khalilur menggambarkan lima sektor rawan korupsi haji dengan istilah simbolis yang ia sebut sebagai “lima binatang koruptor”:
1. Kuota Haji: “LUBER MAKOJI” (Lutung Beruk Rembang Maling Kuota Haji).
2. Katering: “CINGGAR MAKAJI” (Kucing Garong Maling Katering Haji).
3. Pondokan: “TILUK MAPOJI” (Tikus Buluk Maling Pondokan Haji).
4. Kambing Dam: “SIBUK MAKDAMJI” (Srigala Busuk Maling Kambing Dam Haji).
5. Perlengkapan Haji: “KETAN MAPANJI” (Kelelawar Setan Maling Perlengkapan Haji).
“Gerombolan lima binatang koruptor itu harus digulung oleh KPK agar ibadah haji tidak terus-menerus dijadikan bancakan,” tegasnya.
Khalilur mendesak KPK agar tidak hanya menjerat pelaku dengan pasal tindak pidana korupsi, tetapi juga menerapkan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Langkah ini, menurutnya, penting untuk mengungkap secara jelas aliran dana hasil korupsi.
“Dengan penerapan TPPU, rakyat akan mengetahui siapa saja yang menikmati uang haram haji,” ujarnya.
Sebagai cicit ulama besar Jawa dan bangsawan Sumenep, Khalilur menegaskan jutaan jamaah NU siap mendukung penuh langkah KPK. Bahkan, ia menegaskan tidak akan ragu untuk tetap mendukung pemberantasan korupsi, meski pelakunya tokoh penting PBNU atau MUI.
“Kalau perlu, saya sendiri yang memimpin ribuan warga NU berdiri kokoh di depan kantor KPK, menyatakan dukungan penuh pada pemberantasan korupsi haji,” katanya.
Pesan untuk Presiden Prabowo
Dalam pernyataannya, Khalilur juga menyebut Presiden Prabowo Subianto yang menurutnya telah bersumpah untuk mengabdikan hidup demi kesejahteraan rakyat melalui pemberantasan korupsi.
“Rakyat wajib bangga. Cukup dengan memberantas koruptor, Republik Indonesia akan jaya,” ujarnya.
Khalilur bahkan membandingkan langkah ini dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif ekspor demi memajukan ekonomi negaranya. “Kalau Trump dengan tarif, Presiden Indonesia cukup dengan memenjarakan koruptor untuk membuat negeri ini berjaya,” tambahnya.
Seruannya ia tutup dengan tiga kalimat pendek:
Salam Anti Korupsi
Salam Amar Makruf Nahi Munkar
Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia