Penuntasan Izin Budidaya Lobster di Vietnam, Bandar Laut Dunia Grup Tunda Anjangsana Usaha ke China

redaksi

SITUBONDO – 26 Juni 2025
Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) mengumumkan penundaan agenda Anjangsana Usaha ke China yang semula dijadwalkan pada 3 Juli 2025, menjadi 24 Juli 2025. Penundaan ini disebabkan fokus penuh Direksi BALAD Grup pada penyelesaian proses perizinan budidaya lobster di luar negeri, khususnya di Vietnam.

Saat ini, Direktur Utama BALAD Grup bersama Founder Owner HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy sedang berada di Hanoi, Vietnam, untuk menuntaskan proses izin budidaya lobster di bawah otoritas Department of Fisheries Ministry Agriculture Environment Vietnam (DOF MAE).

Sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KKP) No. 7 Tahun 2024, terdapat dua jalur budidaya lobster yang diatur pemerintah, yakni:

1. Budidaya di dalam negeri;

2. Budidaya di luar negeri.

Dalam hal ini, BALAD Grup telah aktif menjalankan budidaya lobster di dalam negeri dan kini bersiap memperluas usahanya ke luar negeri melalui kerja sama Joint Venture dengan mitra Vietnam. Syarat utama melakukan budidaya lobster di luar negeri adalah kepemilikan kegiatan budidaya aktif dan berskala besar di dalam negeri.

Menyikapi syarat tersebut, BALAD Grup akan memperluas kegiatan budidaya domestiknya dari 4 teluk menjadi 16 teluk di kawasan Gugusan Teluk Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Total luas area budidaya ini mencapai 8.800 hektar.

Perkiraan tuntasnya proses perizinan di Vietnam diproyeksikan pada minggu pertama Juli 2025. Setelah itu, BALAD Grup akan segera mengajukan izin budidaya lobster luar negeri ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB), Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Agenda yang Ditunda: Dua Misi Utama di China

Penundaan anjangsana usaha ke China berdampak pada dua agenda utama yang telah dipersiapkan oleh mitra usaha BALAD Grup di Negeri Tirai Bambu, yaitu:

Baca juga
Polres Sumenep Ungkap Kasus Pencabulan Terhadap Anak Tiri, Pelaku Diamankan Di Dampit Kabupaten Malang

1. Survei Budidaya Teripang

Provinsi Shandong (China Utara)

Provinsi Fujian (China Selatan)

 

2. Survei Mesin Produksi Tambang
Kegiatan ini melibatkan dua induk perusahaan tambang yang berada di bawah arahan Direksi BALAD Grup, yaitu:

Sarana Nata Tambang Lestari Grup (Santri Grup)

Bandar Indonesia Grup (BIG)

Kedua grup tambang tersebut tengah mempersiapkan diri menjadi pemasok utama pasir silika berkualitas untuk kebutuhan Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi yang berlokasi di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Oleh karena itu, komunikasi intens telah dilakukan dengan sejumlah pabrikan mesin pengolah pasir silika di China.

Selain itu, agenda pembelian mesin produksi timah dan zirkon untuk proyek pertambangan di Bangka Belitung juga termasuk dalam rencana perjalanan ke China yang kini harus dijadwal ulang.

Fokus pada Prioritas Nasional

HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah menyempurnakan seluruh persyaratan agar izin budidaya lobster luar negeri dapat segera dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Ia menambahkan, keberhasilan proyek ini akan menempatkan Indonesia sebagai poros baru dalam sektor perikanan budidaya dunia.

“Kami yakin, dengan konsolidasi dan kesungguhan, Indonesia dapat menjadi Kiblat Baru Dunia untuk Usaha Perikanan Budidaya,” tegasnya.

Penundaan agenda ke China diharapkan menjadi langkah strategis demi keberhasilan jangka panjang, baik dalam sektor perikanan maupun pertambangan yang sedang digarap oleh grup usaha ini.

Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.