SITUBONDO, PanturaPos.id. Taryono (75), warga Dusun Lugundang, Desa Talkandang, Kecamatan Kota, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, melakukan aksi nekat yang mengejutkan banyak pihak. Dilanda cemburu buta, ia membakar rumah istri dan anaknya hingga dua rumah papan kayu tersebut ludes terbakar dan rata dengan tanah pada Jumat (19/07/2024) dini hari.
Tak hanya rumah, kebakaran itu juga melahap satu mobil Avanza, enam unit motor, serta seluruh perabot rumah tangga milik kedua korban, dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp250 juta.
Rusna, istri pelaku sekaligus salah satu korban, menjelaskan bahwa dua rumah yang dibakar adalah miliknya dan anaknya, Hasan (38). Kejadian ini bermula saat Taryono, yang sudah pisah ranjang beberapa bulan lalu, meninggalkan dua surat yang menuduh istrinya berselingkuh dengan seorang tetangga yang berprofesi sebagai ulu-ulu air.
Dalam surat berbahasa Madura, Taryono menulis: “Apakah kamu tidak ingat saat baru nikah, kamu berpacaran dengan ulu-ulu air bernama Njus. Ini hukum karma bagi kamu, ini akibat dari kamu berpacaran dengan ulu-ulu air.”
Sebelum membakar rumah, Taryono terlebih dahulu membakar mobil Avanza milik Hasan yang terparkir. Menyadari mobil terbakar, Rusna segera membangunkan anak dan menantunya. Mereka pun lari menyelamatkan diri sambil berteriak meminta pertolongan.
Angin kencang saat itu mempercepat kobaran api merembet ke rumah Rusna dan Hasan. Puluhan warga yang mendengar teriakan segera berdatangan dan mencoba memadamkan api dengan alat seadanya. Api baru dapat dipadamkan setelah dua unit mobil damkar milik Pemkab Situbondo tiba di lokasi.
“Kami langsung keluar melalui pintu belakang dan berteriak minta tolong ke tetangga,” ujar Rusna, Jumat (19/07/2024).
Kepala Desa Talkandang, Suryanto, membenarkan insiden ini. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, dua rumah tersebut dibakar oleh Taryono, yang telah pisah rumah sejak tiga bulan lalu. Aksi nekat Taryono diduga kuat karena cemburu buta, menuduh istrinya selingkuh dengan seorang tetangganya yang berprofesi sebagai ulu-ulu air di kampung mereka.