Berita  

Rencana Megaproyek Budidaya Lobster BALAD Grup, Transformasi Teluk Pangelek

redaksi
Balad Grub budidaya BBL dipulau Kangean Sumenep

SUMENEP – Teluk Pangelek, yang terletak di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, akan segera menjadi pusat perhatian nasional berkat ambisi besar Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup. Perusahaan ini berencana mengubah teluk seluas 54 hektar menjadi kawasan budidaya lobster yang mampu menghasilkan 10 juta ekor lobster per tahun mulai 2025.

Dengan potensi besar ini, BALAD Grup bukan hanya mengincar pasar lokal, tetapi juga pasar global, khususnya Tiongkok, sebagai konsumen utama lobster berkualitas tinggi.

Teluk Pangelek memiliki keunikan tersendiri. Dengan luas 54 hektar, BALAD Grup membaginya untuk tujuan spesifik:
1. 20 hektar untuk benih lobster (BBL) dengan kapasitas 5 juta ekor.
2. 20 hektar untuk lobster dewasa, juga dengan kapasitas 5 juta ekor.
3. 14 hektar sisanya untuk akses jalan dan infrastruktur pendukung.

Satu set keramba yang dirancang oleh BALAD Grup terdiri dari 50 lubang yang masing-masing mampu menampung 500 baby lobster. Setelah berusia 3 bulan, lobster akan dipindahkan ke keramba khusus dewasa, memastikan rotasi dan optimalisasi ruang budidaya.

“Ini adalah langkah besar yang akan mengubah Teluk Pangelek menjadi ikon perikanan nasional,” kata HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, kreator sekaligus pemilik BALAD Grup. Rabu (8/01/2025).

Tak hanya Teluk Pangelek, BALAD Grup juga menargetkan pengembangan budidaya lobster di 15 teluk lainnya di Gugusan Teluk Kangean. Dengan total luas area mencapai 8.000 hektar, perusahaan ini memiliki visi untuk membudidayakan hingga 500 juta ekor lobster dalam satu dekade mendatang.

Setiap hektar mampu menampung 250.000 ekor lobster. Dengan total 40.000 keramba yang akan dipasang hingga 2035, proyek ini diproyeksikan mempekerjakan hingga 240.000 orang, rekor baru dalam dunia perikanan Indonesia.

Baca juga
Gelar Uji Kompetensi, LKP Sekar Arom Tampilkan Keunggulan Seni Tari di Situbondo

“Dengan satu keramba saja bisa mempekerjakan 6 orang. Bayangkan jika kita memiliki 40.000 keramba. Ini akan menciptakan lapangan kerja yang masif bagi masyarakat Indonesia,” tambah Khalilur.

BALAD Grup tidak hanya berfokus pada Kangean, tetapi juga pada teluk-teluk strategis di seluruh Indonesia, termasuk di NTT, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Maluku, dan Bangka Belitung. Pada Agustus 2025, perusahaan ini juga akan memulai budidaya kerapu dan teripang, dua komoditas laut bernilai tinggi lainnya.

Rencana budidaya 500 juta lobster setara dengan nilai ekonomi sekitar Rp1.000 triliun. Angka ini melampaui anggaran kementerian-kementerian utama, termasuk Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pendidikan,”Tidak perlu mencuri uang negara untuk menjadi kaya. Kita bisa membangun kekayaan dengan mencintai NKRI dan tidak korupsi.”tegasnya.

Pasar Tiongkok menjadi sasaran utama ekspor BALAD Grup. Dengan meningkatnya permintaan akan lobster, rencana ini diprediksi akan memberikan dampak positif pada ekonomi daerah dan nasional.

“Budidaya ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang masa depan masyarakat. Dari sini, kita bisa melahirkan generasi baru yang berkualitas, menciptakan dampak positif bagi bangsa,” tambah Khalilur dengan optimis.

BALAD Grup menikmati setiap langkah menuju kesuksesan, dari satu keramba kecil hingga ribuan keramba yang akan menopang ekosistem perikanan Indonesia. Dengan visi jangka panjang, mereka bercita-cita untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan menjadi contoh inspiratif bagaimana kekayaan laut Indonesia dapat dikelola dengan baik.

“Dari budidaya ini, kami berharap hidup kaya raya, membangun generasi paripurna, dan memberikan manfaat besar bagi banyak manusia. Insya Allah, ini semua akan membawa kita kepada akhir yang indah,” tutup Khalilur.

Dengan semangat inovasi dan kecintaan terhadap bangsa, BALAD Grup siap menciptakan sejarah baru dalam industri perikanan Indonesia. Teluk Pangelek hanya awal dari perjalanan panjang menuju kesuksesan global.

Baca juga
Inovasi Babinsa Desa Sumberkolak Ubah Limbah Ternak Jadi Emas Hijau