BONDOWOSO, PanturaPos id – Dengan hanya tersisa tiga bulan menuju penutupan tahun kerja 2024, program “Trabas Buana” yang digagas oleh Administratur Perhutani semakin giat dilaksanakan. Program ini bertujuan untuk memantau perkembangan dan mengatasi kendala yang dihadapi oleh petugas di lapangan. Dibawah pimpinan Misbakhul Munir, Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso, tim Trabas Buana kali ini melakukan inspeksi ke lokasi penebangan jati dan sengon laut di petak 68E dan 68B-1, RPH Tegalampel, BKPH Klabang, pada Rabu (25/09/24).
Penebangan jati di petak 68E menunjukkan progres yang cukup signifikan. Dari rencana 1.122 pohon, sudah berhasil ditebang 771 pohon dengan total volume 327,956 m³ (67,3%). Namun, untuk penebangan sengon laut di petak 68B-1, capaian masih tergolong rendah. Dari target 4.600 pohon, baru 663 pohon berhasil ditebang, dengan volume produksi 71,97 m³ (10,85%).
Kendala utama yang dihadapi di lapangan adalah terbatasnya armada angkutan. Imam Rofi’i, KRPH Tegalampel, menjelaskan bahwa sulitnya mendapatkan truk pengangkut disebabkan oleh persaingan dengan proyek-proyek besar di luar Perhutani. Meski begitu, tim di lapangan tetap optimis seluruh target penebangan akan terselesaikan sebelum akhir tahun.
Misbakhul Munir, sang Administratur, memberikan solusi dengan menginstruksikan timnya untuk mencari rekanan armada dari luar Bondowoso, seperti Jember atau Banyuwangi. “Jika armada di Bondowoso habis digunakan proyek lain, kita bisa bekerja sama dengan Perhutani di daerah lain. Saya harap, paling lambat pertengahan Desember, seluruh kegiatan penebangan sudah rampung,” tegasnya.
Optimisme dan semangat yang ditunjukkan oleh tim “Trabas Buana” ini diharapkan dapat menjaga laju produksi kayu sebagai sumber pendapatan utama Perhutani. Mereka kini berpacu dengan waktu untuk memastikan seluruh target dapat tercapai sesuai rencana sebelum tahun 2024 ditutup.