Kapal Nelayan Dihantam Ombak Di Situbondo: 20 ABK Selamat Dari Maut

redaksi
Kapal Nelayan Dihantam Ombak di Situbondo: 20 ABK Selamat dari Maut

Situbondo – Sebuah insiden dramatis di perairan Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Situbondo, Jumat dini hari (17/1/2025), menjadi cerita penyelamatan yang luar biasa. Kapal nelayan tradisional berbahan kayu dengan nama lambung Bening, sepanjang 11 meter dan lebar 3 meter, hancur lebur dihantam ombak raksasa. Meski demikian, 20 anak buah kapal (ABK) yang berada di kapal tersebut berhasil selamat dari maut.

Musibah ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di perairan Pantai Tangsi, Desa Tanjung Pecinan. Pada awalnya, laut tampak bersahabat saat kapal berlayar sejak Kamis pagi pukul 06.00 WIB. Namun, cuaca berubah drastis pada malam harinya—hujan deras, angin kencang, dan petir memicu gelombang besar yang akhirnya meremukkan kapal.

“Kami ketakutan luar biasa ketika petir terus menyambar dan angin mengamuk. Lalu ombak besar datang menghantam kapal hingga pecah. Kami hanya bisa pasrah dan berusaha menyelamatkan diri,” ungkap Samsul, nahkoda kapal asal Desa Teribungan, Kecamatan Mangaran.

Meski kapal yang menjadi tulang punggung penghidupan mereka kini tinggal puing, Samsul bersyukur semua ABK selamat. Kerugian akibat kapal yang hancur diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. “Nyawa kami terselamatkan, itu yang utama. Tapi kami benar-benar terpukul kehilangan kapal ini,” ujarnya samsul.

Kabar tenggelamnya kapal Bening segera sampai ke telinga Mega, pemilik kapal. Ia langsung melaporkan kejadian ini ke Satpolairud Pelabuhan Kalbut. Tak berselang lama, tim Satpolairud Beserta pos lanal penarukan bergerak ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan memberikan bantuan.

Pagi harinya, warga Desa Tanjung Pecinan berbondong-bondong ke pantai membantu menyelamatkan sisa-sisa kapal. Dalam suasana penuh solidaritas, mereka menarik bangkai kapal yang terseret ombak ke bibir pantai dan mengumpulkan barang-barang nelayan yang masih bisa diselamatkan.

Baca juga
Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Toilet Pasar Panarukan, Diduga Serangan Jantung

“Kami salut dengan kerja sama warga dan aparat. Bantuan mereka sangat berarti di tengah musibah ini,” tutur Mega dengan mata berkaca-kaca.

Musibah ini menjadi alarm keras bagi para nelayan di Situbondo untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang kerap melanda. Samsul berharap pemerintah dan instansi terkait bisa lebih proaktif memberikan peringatan dini.

“Kami butuh informasi yang cepat dan akurat tentang cuaca buruk. Dengan begitu, kami bisa menghindari tragedi seperti ini di masa depan,” harap Samsul.

Insiden ini menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi nelayan tradisional di perairan Situbondo. Namun, semangat gotong-royong warga setempat menjadi bukti bahwa di tengah badai, selalu ada harapan untuk bangkit.