Situbondo – Di tengah hiruk-pikuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten Situbondo, proyek jalan raya yang melibatkan dana besar menjadi sorotan publik. Meski terlihat menjanjikan dengan rencana pengembangan dari tingkat provinsi hingga desa, muncul kekhawatiran akan kualitas pekerjaan yang dilakukan. Proyek hotmix yang dikerjakan oleh CV. Padang Temaram, didanai dari APBD 2024 dengan anggaran Rp. 446.128.500,-, kini diwarnai dugaan penyelewengan.
Kecurigaan ini mengemuka ketika proyek tersebut dikerjakan pada Sabtu malam, tanggal 3 Agustus 2024, oleh tim investigasi Panturapos id. bersama Dwi Atmaka S., S. Pd., atau di kenal AKA, Ketua LSM Koreksi Situbondo. Temuan mencolok mengungkap bahwa ketebalan lapisan aspal tidak memenuhi standar, hanya sekitar 3-4 cm saat gembur dan menyusut menjadi 2 cm saat dipadatkan, jauh dari harapan minimum 5 cm.”Tutur AKA
Lebih parahnya, pekerjaan dilakukan tanpa menggunakan stik pengukur ketebalan, mengindikasikan kemungkinan adanya upaya untuk meraup keuntungan dengan mengurangi volume material. Hal ini berpotensi merugikan keuangan negara dan menurunkan kualitas infrastruktur yang seharusnya dinikmati masyarakat.
Selain itu, aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terabaikan, menempatkan pekerja dalam risiko tinggi. Melihat situasi ini, tim Panturapos id. dan LSM Koreksi berencana melaporkan temuan tersebut kepada dinas terkait dan Aparat Penegak Hukum (APH) jika tidak ada perbaikan dari pihak kontraktor. Upaya ini diambil guna memastikan transparansi, serta memberantas potensi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) sesuai dengan PP RI Nomor 43 tahun 2018.
Sejauh ini, upaya untuk mendapatkan klarifikasi dari pihak kontraktor masih belum membuahkan hasil, sementara kualitas jalan yang kasar dan ketebalan hotmix yang di bawah standar semakin menguatkan dugaan adanya penyimpangan dalam proyek ini.
